Sepulang dari Solo, aku mendapat kabar ga enak dari Bu Sugeng -tetangga sekaligus pembantuku-. Ternyata kucing yang sering dateng ke rumah dan sering juga diusir kasar oleh mamaku berulah saat penghuninya tidak ada. Kucing merusak plavon rumahku. Jadi di atas atap rumahku dibuat tembok yang ada lubangnya (kayak sarang walet gitu katannya tetanggku) yang langsung bisa nuju plavon (langit-langit) kamar mbakku. Dan alhasil bolong deh plavon itu. Waktu ku lihat kamar mbakku jadi berantakan, serpihan-serpihan plavon yang jatuh. Dan ku lihat di atas ada dua lubang. Dan setelah mamaku tanya ke Bu Sugeng kog ga dibersihkan, ternyata ada lubang yang baru. Kata Bu Sugeng tadi malam hanya ada satu lubang dan udah dibersihkan. Melihat keadaan itu, mbakku jadi ga mau tidur di kamarnya sendiri. Tapi menjelang tidur, mbakku berubah pikiran. Tapi kucing sialan itu mulai berulah lagi. Dia lewat lagi dari lubang itu nuju ke kamarnya mbakku. Seelah ngusir tu kucing, bapakku lihat ke atas dan ternyata ada satu kucing -yang sepertinya anaknya- nongkrong disitu. Lalu bapakku punya ide (gila) untuk ngusir tu kucing dengan nyemprotin baygon ke arah kucing itu. Kita semua bilang ke bapak agar jangan banyak-banyak ntar mati. Tapi kucing itu emang sialan+nakal, dia tetap ga mau turun. Bapakku jadi pasrah. Biarin tu kucing di situ.
0 komentar:
Posting Komentar